close

Kehidupan Agama Kerajaan Tarumanegara

Kehidupan Agama Kerajaan Tarumanegara

Bagaimanakah kehidupan agama kerajaan tarumanegara? Tentunya akan banyak pertanyaan terlebih pada masa sekarang yang menjadikan agama sebagai alat untuk saling menindas. Sama seperti saat ini, agama yang ada juga lebih dari satu, dengan dominasi yang paling kuat di Pemerintahan yaitu agama Hindu.

Kehidupan Agama yang Dianut Masa Kerajaan Tarumanegara

Menurut informasi dari cosmogirl.co.id kerajaan Tarumanegara didirikan atas konsep ketuhanan yang dibawa oleh umat Hindu. Didirikan sebagai perwujudan penyebaran agama Hindu di Indonesia. Semua aspek kehidupan dan pemerintahan selalu berhubungan dengan konsep keagamaan tersebut. Keadaan ini tentunya menjadi cermin kehidupan agama kerajaan tarumanegara. 

Sudah sangat jelas dominasinya, namun perlu diketahui juga bahwa terdapat golongan lain yang berbeda seperti umat budha dan penganut kepercayaan animisme. Keadaan ini tentunya bukan sebuah masalah, karena sang Raja mampu menyatukan perbedaan itu dengan porsi perlindungan hak yang sama.

Kebenaran akan informasi agama yang berlaku di masa kerajaan Tarumanegara dibuktikan dalam catatan berjudul “Fa Kao Co”. Orang tersebut menuliskan semua pengalaman saat berada di daerah Jawa. Melalui tulisan dalam buku itu dijelaskan bahwa terdapat tiga agama dalam satu pemerintahan yang hidup rukun serta sejahtera. 

Terkait: Penyebab Runtuhnya Kerajaan Demak

Sebagai agama mayoritas, Hindu menempati tempat utama dalam berbagai penyelesaian masalah yang terkait hingga hal-hal penting lainnya. Namun, ada beberapa yang beragama Budha dan tetap merasa nyaman aman hidup di sekitar mereka. Toleransi yang dijunjung tinggi dalam kehidupan beragama oleh masyarakat berhasil memberikan kedamaian. 
Sebuah sumber mengatakan agama utama yang dianut oleh raja dan mayoritas penduduknya adalah Hindu dengan aliran Wisnu. Hal ini dibuktikan dengan penemuan beberapa prasasti yang menggambarkan kebudayaan dan penghormatan terhadap dewanya. Seperti yang tertulis dan tergambar dalam prasasti Ciaruteun. Dimana terdapat dua bagian A dan juga B yaitu bait puisi berisi 4 baris dengan irama anustubi khas India. Juga telapak kaki dan motif laba-laba sebagai bentuk penghormatan.
Tarumanegara juga menempatkan posisi Brahmana sebagai penghormatan kepada Dewa. Keberadaan Brahmana di posisi utama dan prioritas tidak kemudian memunculkan perpecahan dan rasisme yang berujung pada pertengkaran antar agama. Namun, justru berhasil menyatukannya dalam satu misi dan hidup berdampingan dengan damai. Perbedaan tidak merusak kehidupan bersosial dan beragama. Keberhasilan itu tentu mencapai titik lebur saat kerajaan runtuh pada pemimpin ke 12 yang berkuasa. 
Berbagai gambaran mengenai kehidupan agama kerajaan Tarumanegara tertuang jelas dalam berbagai bentuk peninggalannya. Seperti halnya bangunan candi, artefak hingga kisah-kisah yang diturunkannya melalui prasasti ataupun bukti sejarah lainnya. Pada intinya agama mayoritas yang dianut pada masa itu adalah Hindhu beraliran Wisnu. Kemudian hidup bersama dengan minoritas dari budha dan juga animisme. Tidak ada perdebatan, provokasi, ataupun pilih kasih. Semua mendapat hak dan kewajiban yang setara dan juga mendapat perlindungan dari Kerajaan.

Tinggalkan komentar